Pertamina dan PLN Harus Siapkan Desain Besar Transisi dari Energi Fosil Sejak Sekarang

- Sabtu, 20 November 2021 | 16:10 WIB
Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan kepada jajaran komisaris dan direksi Pertamani dan PLN di Istana Bogor. (I More)
Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan kepada jajaran komisaris dan direksi Pertamani dan PLN di Istana Bogor. (I More)

MEDIUSNEWS - Presiden Joko Widodo mengingatkan dua BUMN bidang energi, Pertamina dan PLN, untuk mulai menyiapkan desain besar (grand design) terkait transisi energi dari energi fosil atau berbasis bahan tambang ke energi hijau atau energi baru/terbarukan (EBT).

"Transisi energi ini tidak bisa ditunda-tunda. Oleh sebab itu, perencanaannya, grand design-nya harus mulai disiapkan," kata Joko Widodo saat bertemu jajaran komisaris dan direksi PT Pertamina dan PT PLN di Istana Kepresidenan Bogor pada 16 November 2021, sebagaimana ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/11/2021).

Presiden meminta perencanaan yang desain yang disiapkan tidak hanya berupa proyeksi makro. Transisi tersebut harus dikonsepkan dan dijabarkan secara rinci dalam hitungan tahun serta dari sisi jenis energi yang ditargetkan.

"Bukan hanya makronya, tapi detil rencananya juga ada. Di Pertamina ada, di PLN juga ada," tandas Jokowi.

Baca Juga: Sirkuit Mandalika Dinyatakan Lulus Tes oleh FIM, Ini Jadwal Acara dan Balapan WSBK Mandalika 2021

Presiden mengingatkan transisi dari energi fosil ke energi hijau sudah tidak bisa ditawar-menawarkan lagi. Karena transisi energi berkaitan dengan kehidupan manusia di masa depan, kehidupan anak-cucu sebagai generasi penerus bangsa.

Tugas dari Pertamina dan PLN sebagai BUMN energi adalah melakukan transisi secepat-cepatnya dan mencari serta mempertimbangan energi alternatif yang lebih murah. Karena menurut Jokowi, kecepatan transisi akan berdampak pada profitabilitas atau potensi keuntungan di masa depan.

Presiden lantas menjabarkan total suplai energi yang dimiliki Indonesia saat ini. Dari komposisi sumber energi yang ada, energi fosil masih sangat mendominasi.

Saat ini, batubara masih menjadi sumber energi utama sebesar 67 persen dari total suplai energi nasional. Posisi kedua ditempati oleh bahan bakar minyak (BBM) atau fuel sebesar 15 persen, disusul gas sebesar 8 persen.

Baca Juga: Dampak Ekonomi WSBK Mandalika, Volume Penerbangan ke Lombok Meningkat

Menurut Jokowi, apabila Indonesia dapat mengalihkan energi berbasis fosil tersebut, maka akan berdampak pada keuntungan neraca pembayaran yang dapat memengaruhi mata uang (currency) Indonesia. Sebagaimana diketahui, nilai impor BBM yang besar berperan mempengaruhi keseimbangan neraca perdagangan hingga kini.

“Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN oversupply. Artinya, suplai dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina menjadi turun,” tuturnya.

 

Editor: I. More Ghale

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X