MEDIUSNEWS - Pemerintah tengah memperhatikan hilirisasi industri terutama terkait mineral hasil tambang. Sehubungan dengan itu, Pengurus Pusat Pemuda Katolik meminta pemerintah untuk memberikan perhatian pada pengelolaan logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth.
Pemerintah diharapkan mampu bergerak lebih cepat dalam pengelolaan sumber daya LTJ, diawali dengan pembuatan regulasi.
"Pemerintah harus total, gerak cepat dan jangan terjebak dilema soal Investor. Di lapangan memang berhitung dan prudent, namun untuk regulasi harus cepat dan konkret sebab LTJ atau REE ini secara industri kan termasuk critical element, bahan baku teknologi tercanggih," ujar Julwanri Munthe, ketua Bidang Pertahanan dan Hubungan Internasional dalam keterangan tertulis yang diterima Mediusnews, Selasa, 11 Desember 2022.
Baca Juga: Bos Pfizer: Vaksin Khusus Omicron Siap Diproduksi Maret 2022
Dia menyebutkan dua alasan terkait kepentingan pengelolaan LTJ.
Pertama, perubahan rare earth yang sebelumnya merupakan mineral radio aktif dan kemudian berubah menjadi mineral logam, ini langkah maju karena yang dominan selain lumpur merah (red mud) dari bauksit menjadi alumina adalah monasit, zirkon, ilmenit dan rutil dari timah. Semuanya masuk kelompok mineral logam, bukan radioaktif yang harus dikelola BATAN.
Kedua, karakteristik LTJ yang hanya sebagai produk ikutan atau produk sampingan tambang mineral timah, nikel atau bauksit bisa juga menjadi "bola tanggung" yang sulit direalisasikan dalam perspektif business as usual.
"Maka kita mendorong segera ditentukan teknologinya, hitung potensi sumber daya cadangan dari tambang primer, jenis tambang ini. Affirmative Action atas nama pertahanan dan keamanan ataupun kepentingan nasional kedepannya," kata Julwanri.
Artikel Terkait
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sudah 79 Persen
LPS Proyeksikan Laba Bersih dan Kredit Perbankan akan Tumbuh Positif pada 2022
Raup Laba Hingga Triliunan, Restrukturisasi Krakatau Steel Dinilai Sukses
Investor Asing Menghilang Tanpa Kabar, Nasib Ratusan Karyawan PT KCBS Terkatung-katung