MEDIUSNEWS - China dan Jepang adalah dua negera terdepan secara ekonomi di Asia. Keduanya sama-sama memiliki jejak sejarah panjang persentuhan dengan jejaring global. Persaingan antara kedua negara di Asia Timur tersebut sudah berlangsung lebih dari se-abad.
Persaingan keduanya juga masuk ke level pengaruh geopolitik di kancah global. Kali ini bukan soal masalah Taiwan atau atau Laut China Selatan ataupun soal batas laut kedua negara.
China dan Jepang tengah menunjukkan pengaruhnya dalam konteks peperangan di Eropa Timur antara Ukraina dan Rusia.
Usai Presiden China Xi Jinping mengunjungi Vladimir Putin di Moskow, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida melawat ke Ukraina untuk bertemu Presiden Volodymyr Zelenskyy, Selasa, 21 Maret 2023.
Pilihan kunjungan bilateral itu merepresentasikan orientasi dan aliansi politik kedua negara yang bertolak belakang. Jepang lebih sejalan dengan negara Barat, sementara China tetap sebagai pendukung Rusia.
Pilihan aliansi yang berbeda antara Jepang dan China jelas terbaca dari pernyataan dan kegiatan kedua kepala negara.
Kishida memilih megunjungi kota Burca, lokasi di mana terjadi pembantaian terhadap 400 warga sipil Ukraina oleh militer Rusia pada 2022.
Perdana Menteri kelahiran Hiroshima itu lantas menyampaikan kutukan keras atas kekejaman pihak Rusia. Dia pun menegaskan, Jepang sejak awal invasi terjadi tetap menjadi pendukung utama Ukraina.
Baca Juga: NATO Umumkan Pengiriman Tank ke Ukraina, Rusia Balas dengan Luncurkan Serangan Mematikan
"Jepang akan tetap membantu Ukraina dengan usaha-usaha terbaik untuk mendapatkan kembali perdamaian," ujar Kishida.
Dukungan masyarakat Jepang terhadap Ukraina sudah terlihat sejak awal peperangan. Jepang juga merupakan negara anggota G-7 pertama yang pimpinan negaranya berkunjung ke Kyev usai invasi Rusia terjadi.
Aliansi China-Rusia sudah terlihat sejak menjelang invasi Rusia. Tiga pekan sebelum invasi terjadi, Presiden XI berada di Rusia. Tentunya dia telah mendapatkan informasi dari Putin dan sebaliknya memberikan lampu hijau kepada pemimpin Rusia itu.
Hal ini terindikasi dari penolakan China dalam berbagai forum internasional untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Artikel Terkait
Sukses Perhelatan KTT Presidensi G20, Jokowi Minta Akhiri Perang, Dorong Transformasi Digital
Xi Jinping Sebut Perang Dingin Kuno, Joe Biden Sepakat Hindari Konflik
Kapal China Wara Wiri di Laut Natura, TNI AL Balik Kirim Kapal Perang
Jokowi Ungkap Rusia dan Ukraina Produsen Pupuk Besar, Ketika Perang Maka Dunia Pertanian Ikut Terguncang
Perang Media AS vs China dan Peta Pertarungannya