MEDIUSNEWS.COM - Pandemi Covid 19 memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi dunia, yakni ketahanan kesehatan dan kesiapsiagaan dunia terhadap pandemi ternyata tidak cukup kuat. Akibatnya, harga yang harus dibayar sangatlah mahal: jutaan orang yang kehilangan nyawanya dan perekonomian dunia pun mengalami keterpurukan.
Oleh karena itu, saat berpidato secara virtual pada Global Covid 19 Summit yang digelar di Washington DC, Amerika Serikat, pada Kamis, 12 Mei 2022, Presiden Joko Widodo mendorong semua negara untuk bekerja sama mengatasi pandemi serta membangun arsitektur kesehatan dan kesiapsiagaan dunia yang lebih kuat.
"Untuk mengatasi pandemi, percepatan vaksinasi harus dilakukan untuk menjangkau 70 persen penduduk setiap negara," ujar Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Terbitkan Perpres Tambahan Tunjangan PNS Fungsional
Dijelaskannya, momentum turunnya jumlah kasus saat ini harus dimanfaatkan untuk meluncurkan pukulan terakhir terhadap Covid 19. Vaksin harus secepatnya menjadi vaksinasi.
"Kolaborasi kita harus menjembatani tantangan vaksinasi, mulai dari pembiayaan, logistik, dan sumber daya manusia," ungkapnya.
Jokowi menjelaskan bahwa setidaknya diperlukan tiga hal untuk membangun arsitektur kesehatan dan kesiapsiagaan dunia yang lebih kuat.
Baca Juga: Jokowi: 85,5 juta Warga, 23 Juta Mobil, 17 Juta Sepeda Motor Lakukan Perjalanan Mudik 2022
Pertama, akses kesehatan yang inklusif. Menurutnya, seluruh masyarakat tanpa terkecuali harus memiliki akses terhadap layanan kesehatan dasar.
"Infrastruktur kesehatan dasar harus memadai dan siap menghadapi pandemi. Di tingkat global, setiap negara besar maupun kecil, kaya maupun miskin, harus memiliki akses yang setara terhadap solusi kesehatan," imbuhnya.
Kedua, akses pembiayaan yang memadai. Terkait hal itu, Jokowi mendorong perlunya mekanisme pembiayaan kesehatan baru yang melibatkan negara donor dan bank pembiayaan multilateral karena tidak semua negara memiliki sumber daya untuk memperbaiki infrastruktur kesehatannya.
"Dukungan pembiayaan kesehatan harus dilihat sebagai sebuah investasi dan tanggung jawab bersama mencegah pandemi," lanjutnya.
Baca Juga: Diplomasi Jokowi untuk Hentikan Perang dan Suksesnya G20 Diapresiasi
Ketiga, pemberdayaan. Jokowi memandang bahwa kapasitas kolektif harus diupayakan dan kerja sama antarnegara menjadi kuncinya. Menurutnya, kerja sama riset, kerja sama transfer teknologi, dan akses ke bahan mentah harus diperkuat.
Artikel Terkait
Larang Ekspor CPO, KOBAR Dukung Langkah Presiden Jokowi
Jokowi: 85,5 juta Warga, 23 Juta Mobil, 17 Juta Sepeda Motor Lakukan Perjalanan Mudik 2022
Jokowi Terbitkan Perpres Tambahan Tunjangan PNS Fungsional
Sempat Transit di Amsterdam, Presiden dan Ibu Iriana Jokowi tiba di Washington DC