Di Balik Perang Media AS vs China, Dari Disinformasi Hingga Penggiringan Opini Global

- Selasa, 21 Februari 2023 | 20:03 WIB
konten yang saling serang antara dua media, pro AS vs pro China. (Istimewa)
konten yang saling serang antara dua media, pro AS vs pro China. (Istimewa)

Catatan Redaksi (Bagian II)

MEDIUSNEWS - Persaingan antara Amerika Serikat dan China tidak melulu di bidang militer dan ekonomi. Pengaruh kedua negara pada tatanan dunia dieksplisitkan melalui perang di ranah media massa. 

Keunikannya, perang frontal di ranah media dijalankan melalui pion-pion media sekunder atau media non-mainstream (bukan media arus utama). Pertarungan media AS vs China tidak terlihat antara Washington Post vs China Daily atau antara CNN vs Xinhua. 

Meski demikian, media-media kecil yang menjadi ujung tombak tersebut telah memberikan dampak luas dari sisi pembentukan opini publik global. (BACA ULASAN SEBELUMNYA DI SINI)

Baca Juga: Perang Media AS vs China dan Peta Pertarungannya

 

PERANG OPINI

Lantas, apa pentingnya pertarungan media dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini?

Kepentingannya tak lain dari dampak dari pola informasi yang spekulatif dan beraroma konspiratif yang bisa meluas secara global. Disinformasi yang dipertontonkan, berita hoax yang disajikan hingga terminologi-terminologi tendensius yang digunakan secara berulang-ulang bisa menghadirkan pemahaman yang keliru pada audiens global.

Sebagaimana diulas Noam Chomsky melalui mahakaryanya "Manufacturing Consent - The Political Economy of Mass Media (1988), kepentingan di balik media seperti ini tak lain dari merekayasa terbentuknya pengakuan atau persetujuan atas isu yang tengah dibangun. Opini publik digiring (engineering opinion) untuk mengikuti arah kepentingan di balik media.

Lihatlah isu seputar asal Covid-19. China in Focus/Epoch Times adalah media pertama yang mengangkat berita bahwa virus ini sengaja diproduksi oleh pemerintah China. Untuk menguatkan informasi tersebut, mereka mengganti istilah virus corona dengan Wuhan Virus (Virus Wuhan) atau dengan terminologi tendensius yang lebih sering dipakai, yaitu CCP Virus (Virus PKC/Partai Komunis China).

Baca Juga: Pak Luhut, Mana Hasil Audit Perusahaan Sawit? Kok Kelangkaan Minyak Goreng Terjadi Lagi?

Daily Times dan CGTN kemudian membalas dengan mengiklankan berita di Facebook bahwa Covid-19 sebenarnya berasal dari AS. Virus tersebut sengaja dibawa oleh prajurit AS yang mengikuti pertandingan olahraga antarmiliter di Wuhan.

Berita spekulatif ini kemudian ikut disebarkan media-media di berbagai negara. Alhasil, spekulasi yang sarat konspirasi tersebut menjadi perbincangan juga di kalangan publik dunia. Tak heran bila kemudian ada kelompok masyarakat tertentu, termasuk di Indonesia, yang tak mengetahui sumber awal informasi seputar asal virus Corona dan tidak paham soal persaingan antara kelompok media kedua negara jadi termakan informasi yang layak dipertanyakan validitasnya.

Halaman:

Editor: I. More Ghale

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Enam Dampak Makanan Tidak Halal

Sabtu, 12 Agustus 2023 | 11:04 WIB

Dan, Sri Mulyani Pun Menahan Tangis

Minggu, 5 Maret 2023 | 14:12 WIB
X