MEDIUSNEWS - Gerhana Bulan Total adalah fenomena astronomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi. Hal ini disebabkan oleh konfigurasi antara Bulan, Bumi dan Matahari membentuk garis lurus.
Demikian penjelasan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional tentang gerhana bulan. Dalam waktu dekat, gerhana bulan akan terjadi pada 8 November 2022 mendatang.
Bagi umat Islam, ketika terjadi gerhana, maka sunah hukumnya mendirikan salat dua rakaat. Selain salat, setiap Muslim juga disunahkan membaca doa hingga gerhana berakhir. Baik itu pada gerhana matahari maupun gerhana bulan.
Dirangkum dari buku Tarjamah Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al 'Asqalani yang diterjemahkan oleh A Hassan, berikut adalah hadist riwayat Bukhari dan Muslim yang menerangkan tentang anjuran melakukan salat gerhana.
“Telah terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim putra Rasulullah SAW. Berkatalah orang-orang, ‘Telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim’. Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Bahwasanya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah; keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Maka, apabila kamu melihat yang demikian, hendaklah kamu berdoa dan salat sampai selesai gerhana.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dari Abdullah Ibnu Amr, bahwasannya Nabi Muhammad SAW memerintahkan seseorang untuk memanggil dengan panggilan, “Ashsholaatu jaamiah” (salat didirikan dengan berjamaah) (HR. Bukhari dan Muslim).
Sementara itu, Rasulullah SAW juga pernah bersabda:
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ
Artinya:
“Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan), maka bersegeralah untuk melaksanakan salat.”
Sementara dari buku Fiqih Lima Mazhab karya Muhammad Jawad Mughniyah menjelaskan semua mazhab dalam Islam menganggap sah apabila salat gerhana dikerjakan secara berjamaah atau perorangan. Namun pengikut Imam Hanafi mengecualikan salat gerhana bulan, mereka mengatakan salat gerhana bulan tidak dikerjakan secara berjamaah melainkan dikerjakan sendiri di rumah.
Empat mazhab mengatakan hukum salat gerhana adalah sunah muakadah bukan wajib. Sementara mazhab Imamiyah mengatakan hukumnya wajib atau fardhu ain atas tiap-tiap mukallaf.
Sebagian besar ulama berpendapat salat gerhana dikerjakan dalam dua rakaat. Sebuah hadits menjelaskan anjuran dari Rasulullah SAW yang menyerukan melaksanakan salat gerhana.
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, Rasulullah SAW bersabda:
أنَّ الشَّمس خَسَفَتْ عَلَى عَهْدِ رَسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، فَبَعَثَ مُنَادياً يُنَادِي: الصلاَةَ جَامِعَة، فَاجتَمَعُوا. وَتَقَدَّمَ فَكَبرَّ وَصلَّى أربَعَ رَكَعَاتٍ في ركعَتَين وَأربعَ سَجَدَاتٍ.
Artinya:
“Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jama'ah dengan: 'ASH SHALATU JAMI'AH' (mari kita lakukan salat berjama'ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku' dan empat kali sujud dalam dua raka'at.” (HR. Muslim)
Artikel Terkait
Ustadz Adi Hidayat: Amalkan Doa Ini Jika Ingin Dicukupkan Rezeki dan Mendapat Kemuliaan Dunia Akhirat
Bacaan Niat Sahur dan Doa Buka Puasa Ramadan 2022 Beserta Artinya
Niat Adalah Syarat Utama Dalam Suatu Perbuatan
Apa Itu Talaq eHasan? Ketahui Perceraian Muslim dan Perbedaannya dengan Talak Tiga
Hari Santri: Momentum Mengingat Keramatnya Wasiat Rasulullah dan Peranan Ulama dalam Kemerdekaan