Oleh: Abu Hasan Mubarok*
Masyarakat kala itu memberinya nama dengan sebutan Al Imam Al Adzam, yang artinya pemimping yang agung.
Ia termasuk salah satu dari kalangan tabiin, atau orang yang beriman dan hidup setelah generasi Rasulullah SAW dan sahabat. Ia dicatat pernah berjumpa dengan Anas bin Malik RA, salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang utama.
Nama aslinya adalah Nu'man bin Tsabit bin Marzuban Al Kufi, dilahirkan pada tahun 80 Hijriyah dan wafat pada tahun 150 setelah hijrah Rasulullah SAW.
Baca Juga: Belajar Arti Kekuasaan dari Khalifah Harun Al Rasyid
Ia tinggal di Kufah, ibu kota di zaman kepemimpinan Ali bin Abi Thalib RA setelah dipindah dari kota Madinah. Kufah (Irak sekarang) merupakan kota yang terbentuk dari gundukan pasir yang bercampur dengan bebatuan.
Ada yang berpendapat kota itu disebut Kufah karena sering dijadikan sebagai tempat berkumpul, atau tempat kumpulan. Sebagaimana dijelaskan oleh Al Atsram dari Baladzari.
Kota Kufah dibangun oleh sahabat Rasulullah SAW, Saad bin Abi Waqash, pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab RA, dijadikan sebagai benteng untuk masuknya tentara Persia, kala itu.
Baca Juga: Doa Setelah Sholat Dhuha: Tulisan Arab dan Latin Lengkap dengan Artinya
Kufah menjadi kota primadona pada zaman Dinasti Muawiyah, yaitu pada masa Khalifah Malik bin Marwan, pada tahun 691 M.
Kehebatan kota Kufah, membuat banyak ulama mencatat secara detail setiap peristiwa dan kejadian-kejadian penting di sana. Salah satunya adalah buah tangan dari Ahmad bin Ali bin Tsabit, atau dikenal dengan sebutan Al Khatib Al Baghdadi (392-462 H).
Di antara keistimewaan kitab ini adalah menghimpun 5.000 para perawi hadits. Makanya, ini menjadi rujukan para pecinta hadits dalam menggali informasi tentang suatu periwayatan.
Salah satu di antara 5.000 ulama ahli hadits adalah Nu'man bin Tsabit, atau yang lebih dikenal dengan nama Abu Hanifah (w. 150 H).
Banyak yang menilai bahwa ia adalah ahli fiqih. Tak heran memang, maka ketika Imam Syafi'i memberikan testimoni tentang Sirahnya, Imam Syafi'i mengatakan, "Barangsiapa ingin mendalami ilmu fiqih, sungguh ia adalah pengikut imam Abu Hanifah."
Artikel Terkait
Hari Santri: Momentum Mengingat Keramatnya Wasiat Rasulullah dan Peranan Ulama dalam Kemerdekaan
Simak Ini Bacaan Niat dan Tata Cara Salat Gerhana Bulan: Arab, Latin, dan Artinya
Doa Adalah Otaknya Ibadah, Syariat Menetapkan kedudukannya
Doa Setelah Sholat Dhuha: Tulisan Arab dan Latin Lengkap dengan Artinya
Belajar Arti Kekuasaan dari Khalifah Harun Al Rasyid