Keteladanan Kemuliaan dengan Kemuliaan: Kisah Wali dan Ibunya

Iman Firmansyah MDS
- Sabtu, 10 Desember 2022 | 11:47 WIB
Abu Hasan Mubarok (Ketua Umum MUI Kab. PPU)
Abu Hasan Mubarok (Ketua Umum MUI Kab. PPU)

Oleh: Abu Hasan Mubarok

Alfatihah ila abi wa ummi….
Uwais Al Qarni merupakan salah satu contoh keteladanan kemuliaan dengan kemuliaan. Pengabdian seorang anak kepada ibunya, menjadikan Uwais Al Qarni begitu dimuliakan Allah SWT.

Kisah tentang Uwais Al Qarni memuliakan ibunya sudah menjadi legenda dan terkenal di mana-mana. Ia rela berjuang berjalan kaki sambil menggendong ibunya yang lumpuh dari Yaman ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji.

Mengapa disebut kemuliaan dengan kemuliaan? Karena sosok Uwais Al Qarni merupakan sosok yang hidup di zaman selepas mangkatnya Rasulullah SAW. Namun profil dan kiprahnya sudah ditestimonikan oleh Rasulullah SAW. Sesuatu yang mulia pasti dilahirkan dari kemuliaan.

Baca Juga: Mengenal Karamah Imam Al Adzam Ahli Fiqih Abu Hanifah

Hal yang sama ketika Rasulullah SAW menggambarkan tentang sosok Nabi Yusuf, maka beliau berkata: al Karim ibnul Karim ibnul Karim, beliau adalah Yusuf bin Ishaq bin Ya’qub AS.

Penulis meyakini, ibnunda Uwais Al Qarni juga termasuk wali di antara wali-wali Allah SWT. Hal yang demikian, karena tidak mungkin seorang yang Allah SWT istimewakan dilahirkan dari orang yang tidak diistimewakan.

Ada isyarat yang harus kita tangkap. Ketika Umar bin Khattab RA memerintahkan Gubernur Iraq agar memberikan kemuliaan kepada Uwais, namun Uwais justru menolak dan meminta agar perjalanannya ke Mekah dalam rangka ibadah haji bersama ibunya dengan jalan kaki tetap seperti itu, tanpa ada orang yang mengetahui akan kemuliaan tersebut. Lantas, apakah isyaratnya?

Baca Juga: Belajar Arti Kekuasaan dari Khalifah Harun Al Rasyid

Seorang wali akan menutup derajat maqamnya di sisi Allah SWT. Seorang wali hanya akan tetap berjalan di jalan takdir dan ketetapan Allah SWT, tetap istiqomah, tidak mengubah haluan. Seorang wali akan tetap menghindari kemashuran. Maqam wali akan tampak kesempurnaannya manakala sebelum kelahirannya sudah disambut dan sesudah wafatnya tetap akan dikenang.

Rasulullah SAW sudah mendeteksi keberadaan anak yang yatim dari suku Murad dari daerah Qarn, Yaman. dilahirkan pada tahun 35 H, sementara itu Rasulullah SAW wafat pada tahun 11 Hijrah. artinya ada selisih 24 tahun. Keistimewaan Uwais sudah diceritakan kepada Umar bin Khattab RA.

Dan ini sekaligus pesan kepada kita semua, agar selalu berbakti kepada kedua orang tua, melayani mereka. Di antara kabar masa depan yang dikisahkan oleh Rasulullah SAW adalah tentang peristiwa akhir zaman dan kisah Uwais Al Qarni ini. Apa maknanya? Artinya ini kedua hal yang sangat penting harus diingat oleh sekalian ummat.

Sosok selanjutnya adalah Habib Husain bin Abu Bakar Alydrus, atau dikenal dengan Habib Luar Batang. Masih ingat dengan tulisan saya tentang beliau?

Di usia yang sangat muda, 20 tahun, saat beliau merantau ke tanah Jawa untuk suatu tujuan, beliau meninggalkan Yaman, tempat kelahirannya dan singkat kisah tinggal dan menetap di Batavia (Jakarta, sekarang). dan di usia 40 tahun beliau wafat dan sekaligus dikebumikan di sana.

Kemuliaan dan keistimewaan juga Allah SWT titipkan kepada sosok Sang Habib ini. Di antara yang bisa diceritakan adalah kehadiran Sang Habib bersama santri-santrinya, setiap sholat subuh. Padahal kala itu, antara beliau dengan santri-santrinya terpisah tempat dan ruangan selama di penjara. Juga, soal kiriman uang kepada ibunya yang masih tinggal di Yaman. Beliau hanya membuang koin-koin ke laut, lalu “dirayah” oleh masyarakat. Konon, koin-koin itu selalu sampai ke ibunya di Yaman.

Halaman:

Editor: Iman Firmansyah MDS

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Dan, Sri Mulyani Pun Menahan Tangis

Minggu, 5 Maret 2023 | 14:12 WIB

Perang Media AS vs China dan Peta Pertarungannya

Selasa, 21 Februari 2023 | 18:17 WIB

Masjid Raya Al Jabbar, Icon Baru Jabar

Senin, 2 Januari 2023 | 05:58 WIB

Mengenal Karamah Imam Al Adzam Ahli Fiqih Abu Hanifah

Senin, 5 Desember 2022 | 06:54 WIB
X