MEDIUSNEWS - Program Mama Bambu yang berkembang di sejumlah kabupaten di Pulau Flores, NTT mendapat apresiasi di sela-sela kegiatan KTT G20 di Bali.
Apresiasi khusus itu berupa peresmian Prasasti Mama Bambu oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam side event KTT G20 di Bali Collection Hutan Bambu g20, Nusa Dua, Bali, Senin, 14 November 2022.
Menteri Siti mengatakan, selama 2021-2022, 388 Mama Bambu di 21 desa pada tujuh kabupaten di Flores, NTT, telah menjadi ujung tombak program restorasi lahan kritis, konservasi air dan mitigasi perubahan iklim melalui pembibitan dan penanaman bambu secara massif.
“Dalam semangat ini, melalui Strategi dan Rencana Aksi Nasional Bambu yang telah disusun KLHK, kita akan terus kembangkan hulu, tengah dan hilirnya dengan terus mendorong kegiatan penanaman yang lebih lanjut sebagai kontinuitas dari industri bambu,” ulas Siti Nurbaya dalam acara tersebut.
Dia menjelaskan, para Mama Bambu bekerja di halaman rumahnya masing-masing untuk mengatasi berbagai tantangan atau dampak Pandemi Covid-19 dan badai Seroja, hingga berhasil menghasilkan 3,1 juta bibit, yang 1,5 juta di antaranya telah ditanam permanen di lahan kritis, tepi sungai dan mata air.
“Atas capaian tersebut, Mama Bambu adalah bukti nyata betapa perempuan mampu berperan penting dalam aksi-aksi konservasi,” tandas dia.
Bambu merupakan salah satu tanaman yang memiliki berbagai manfaat, seperti nilai ekonomi, ekologi, budaya, religi, perjuangan, hingga perbaikan kualitas lingkungan hidup dan dampak perubahan iklim.
“Secara ekologis, bambu dapat menjadi solusi atas adanya ancaman lingkungan dan dampak perubahan iklim,” kata Menteri LHK.
Artikel Terkait
KLHK: Wisatawan Bisa Masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar Tanpa Ambil Paket Wisata Rp 15 Juta
Sekjen KLHK: Kerjasama di Taman Nasional Komodo Bukan Soal Penetapan Tarif
Toyota bZ4X, Hanya 50 Unit di RI, Dipakai KTT G20, Ini Harga dan Spesifikasinya
Joe Biden - Xi Jinping akan Bertemu di KTT G20 Bali, Benarkah?
Berpartisipasi di KTT G20, KlikDokter Bangun Ekosistem Layanan Digital Kesehatan