Diplomasi Jokowi untuk Hentikan Perang dan Suksesnya G20 Diapresiasi

- Sabtu, 30 April 2022 | 09:54 WIB
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indoensia (UI) Hikmahanto Juwana  (ROML)
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indoensia (UI) Hikmahanto Juwana (ROML)

MEDIUSNEWS.COM - Presiden Joko Widodo di akun Youtube Setneg menyampaikan sejumlah informasi penting terkait penyelenggaraan kegiatan G20 di tengah berkecamuknya ketegangan dunia sebagai akibat perang di Ukraina.

Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, ada tiga hal yang patut diapresiasi.

Pertama, kata Rektor Universitas Jenderal A Yani itu, apresiasi perlu diberikan kepada Presiden Jokowi yang telah melakukan pembicaraan ke sejumlah kepala pemerintahan dan kepala negara, termasuk Rusia dan Ukraina, agar perang segera dihentikan di Ukraina.

“Harapan Presiden yang menghimbau agar perbedaan antar negara itu bisa diselesaikan secara damai selaras dengan amanat yang termaktub dalam Pasal 2 ayat 3 Piagam PBB,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu, 30 April 2022.

Selanjutnya, apresiasi juga patut diberikan kepada Presiden Jokowi yang menolak dengan tegas permintaan bantuan berupa senjata dari Presiden Zelensky.

“Presiden dengan tepat melakukan penolakan permintaan atas dasar Konstitusi dan prinsip politik luar negeri bebas aktif. Preambul UUD 1945 menyebutkan salah satu alasan dibentuknya pemerintah adalah untuk ikut dalam ketertiban dunia,” ujarnya.

Sikap Indonesia untuk tidak membantu persenjataan jelas berbeda dengan AS dan negara-negara sekutunya yang justru terus mensuplai persenjataan.

Pemberian bantuan senjata ke Ukraina, kata Hikmahanto, justru memperburuk situasi, bahkan perang justru bereskalasi.

Baca Juga: Negarawan yang Merayakan Keberagaman, Sabam Sirait Pantas Jadi Pahlawan Nasional

Baca Juga: Atasi Persoalan Minyak Goreng, Presiden Didorong Bentuk Badan Sawit

Baca Juga: Bentuk Kompromi, Undangan Jokowi kepada Ukraina dalam G20 Patut Diapresiasi

 

Saat ini perang telah bergeser tidak lagi antara Rusia dengan Ukraina, melainkan antara Rusia dengan AS dan sekutunya. Sayangnya Ukraina hanya dijadikan medan perang tanpa memperhatikan sisi kemanusiaan rakyat Ukraina.

Terakhir, apresiasi patut diberikan kepada Presiden Jokowi karena telah mengundang Presiden Zelensky ke pertemuan KTT G20.

Halaman:

Editor: Bivi Edward P

Tags

Terkini

X