Khusus Capres dan Cawapres, Jokowi Minta Tidak Ada Politisasi Agama dan Politik Identitas di Pemilu 2024

- Senin, 21 November 2022 | 17:12 WIB
Khusus Capres dan Cawapres, Jokowi Minta Tidak Ada Politisasi Agama dan Politik Identitas di Pemilu 2024 (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)
Khusus Capres dan Cawapres, Jokowi Minta Tidak Ada Politisasi Agama dan Politik Identitas di Pemilu 2024 (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)

MEDIUSNEWS - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar tidak ada yang memanfaatkan politisasi agama dan politik identitas pada Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 mendatang.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) XVII di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin 21 November 2022.

Permintaan itu disampaikan Jokowi untuk mengingatkan para calon presiden maupun calon wakil presiden yang ikut serta pada kontestasi politik mendatang. Sebaliknya ia meminta para Capres dan Cawapres untuk mengedepankan politik-politik gagasan dan politik-politik ide.

Baca Juga: Survei CiGMark: Ridwan Kamil Teratas Capres Pilihan Masyarakat Jabar

“Jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas, jangan. Sangat berbahaya bagi negara sebesar kita Indonesia yang sangat beragam,” tegas Jokowi. Dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet.

Jokowi menjelaskan, permintaan itu dilakukan untuk menjaga situasi politik di tanah air agar tetap kondusif menjelang Pemilu 2024 mendatang.

“Saya titip dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini, kita harus semua menjaga agar kondusivitas situasi politik itu tetap adem kalau bisa. Kalau enggak bisa paling banter ya anget, tapi jangan panas,” kata Jokowi.

Baca Juga: Tampak Seperti Ancang-ancang Pilpres 2024, Prabowo Bertemu Relawan Jokowi di Hari Pahlawan

Menurut Jokowi, situasi dunia saat ini sedang tidak normal. Sedikitnya ada 14 negara sudah mengantre untuk mendapatkan pinjaman dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) guna mengatasi masalah perekonomian di negara masing-masing.

“Dan 28 negara ngantre di depan pintunya IMF. Diperkirakan sampai angka 66, dan itu enggak mungkin bisa mendapatkan bantuan semuanya, enggak mungkin karena juga keterbatasan dari IMF, dari Bank Dunia punya keterbatasan itu,” tambah Jokowi. ***

Editor: Iman Firmansyah MDS

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kapolri Tanggapi Protes Sopir Truk Soal Patwal

Kamis, 23 Maret 2023 | 22:06 WIB

Daftar Puskesmas Peraih PPKM Award

Selasa, 21 Maret 2023 | 17:46 WIB
X